3D Printer adalah teknologi revolusioner yang mampu mengubah berbagai aspek kehidupan manusia , 3D Printer digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia pada bidang Kedokteran , Konstruksi dan bahkan Kegiatan Astronomi sekalipun.
Pada artikel kali ini , ngelag.com akan membahas keajaiban yang telah dilakukan oleh 3D Printer ini , namun sebelumnya mari kita lihat dulu sejarah dari 3D Printer ini .
Baca Juga : Mobil Hasil 3D Printing Pertama Ini Harganya Mencapai 700 Juta
Baca Juga : 5 Kickstarter 3D Printing Terbaik Oktober 2015
Sejarah 3D Printer
Pada tahun 80-an sebenarnya teknologi ini sudah mulai terlihat perkembangannya , dimulai dengan sebuah alat yang mampu mencetak sebuah prototype dari sebuah produk dalam waktu yang sangat cepat , alat yang disebut Rapid Prototyping (RP) technologies inilah yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari 3D Printer yang kini kian banyak bermunculan .
RP Technologies dikembangkan oleh Dr Kodama di jepang pada tahun 1980 , namun sayangnya Dr Kodama tidak berhasil melengkapi dan menyerahkan detil spesifikasinya saat mendaftarkan paten temuannya tersebut , pedahal sudah melewati batas waktu yaitu 1 tahun setelah pendaftaran hak paten .
Namun pada tahun 1986 Charles (Chuck) Hull , ternyata berhasil membuat stereolithography apparatus (SLA) yaitu 3D Printer pertama didunia yang berhasil mendapatkan hak paten . Sebenarnya Hul telah mengembangkan SLA sejak tahun 1984 , kini Hull menjadi co-founder dari perusahaan yang bergerak di bidang 3D Printing terbesar didunia yaitu 3D Systems Corporation.
Kini baik Dr Kodama maupun Charles (Chuck) Hull dikenang sebagai bapak 3D Printer dunia . Karena berkat mereka berdualah 3D Printer kini mampu merubah kehidupan manusia .
Peran 3D Printer Dibidang Kedokteran dan Kesehatan
Tahu kah kalian bahwa 3D Printer dapat mencetak organ penggani tubuh manusia ? Contohnya 3D Printer pernah membuat sebuah Rahang, tulang pinggul, dan tulang punggung pengganti , lalu semua tulang tersebut digunakan pada tubuh manusia melalui proses operasi . Berikut ini beberapa organ tubuh manusia yang dibuat menggunakan 3D Printer :
Transplantasi Rahang Atas
Belakangan ini seorang pria berusia 41 tahun asal India yang terkena kangker harus rela kehilangan rahang atas nya dan Osteo3D sebuah perusahaan yang bergerak di bidang 3D Printing spesialis dunia kesehatan akhirnya membuat sebuah rahang menggunakan 3D Printer dengan bantuan CT Scan .
Transplantasi Tulang Tengkorak
Ketika seorang wanita berusia 22 tahun menderita kondisi yang menyebabkan tulang tengkoraknya mengalami penebalan , seorang ahli dari University Medical Center (UMC) merencanakan transplantasi tulang tengkorak untuk menghentikan penderitaan pasien yang terus mengalami sakit kepala karena meningkatnya tekanan pada otak pasien tersebut .
Baca Juga : Proses Produksi Mobil 3D Printing Pertama Didunia
Operasi ini dilakukan pada tahun 2014 lalu dan pasien kini telah sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Transplantasi Tulang Punggung Manusia
Pada bulan Agustus 2014 lalu , seorang anak laki-laki asal China yang baru berusia 12 tahun , sudah harus menderita karena tumor pada tulang belakangnya yang mengakibatkan kelumpuhan . Lalu untuk mencegah tumor yang dideritanya terus menjalar ke bagian tubuh lainnya , proses pengangkatan tumor pun dilakukan , karena tulang belakang anak tersebut mau tidak mau ikut terangkat , akhirnya sebuah tulang belakang hasil printer 3 dimensi pun ditanam untuk menggantikan tulang yang terinfeksi tumor .
Transplantasi Tulang Tumit
Len Chandler , adalah seorang wanita berumur 71 tahun yang merupakan pasien kangker tulang tumit , dokter terpaksa harus mengamputasi tulang tumitnya , dan Len Chandler akan sulit untuk berjalan lagi . Namun akhirnya team ahli dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) berusaha untuk nenek ini bisa berjalan lagi .
Akhirnya sebuah tumit buatan berbahan titanium di implant untuk mengganti tumit yang telah diangkat , struktur tumit titanium ini dibuat menggunakan Printer 3 Dimensi .
Transplantasi Tulang Pinggul
Seorang anak gadis berusia 15 tahun asal Swedia , menderita penyakit bawaan yang mengakibatkan deformasi pada tulang pinggul kirinya . Dokter pun mengatakan bahwa kecil kemungkinan pasien untuk bisa berjalan lagi . Namun para dokter mencoba mencari solusi lain dengan menghubungi perusahaan Mobelife yang bergerak di bidang manufaktur organ transplantasi .
Akhirnya sebuah tulang pinggul tiruan dibuat menggunakan bahan titanium dengan 3D Printer , akhirnya operasi pun dilakukan pada tahun 2012 , dengan menghubungkan tulang pinggul tiruan ini pada tulang aslinya menggunakan sekrup dan baud akhirnya setelah 18 bulan , gadis tersebut mampu berjalan secara normal kembali.
Jantung Buatan Printer 3D
Kedepannya , membuat jantung tiruan akan mungkin dilakukan dengan menggunakan bahan dasar sel tubuh pasien itu sendiri .
Bahkan sebelumnya Universitas Louisville membuat jantung tiruan dari seorang bayi berusia 14 bulan , yang jantungnya mengalami kerusakan dan memerlukan tindakan operasi , Akhirnya dokter membuat jantung tiruan berbahan dasar filamen fleksibel yang digunakan sebagai jantung simulasi untuk memperkecil kesalahan pada saat operasi dilakukan .
Jantung tiruan tersebut diprint menggunakan 3D Printer berdasarkan hasil CT Scan jantung pasien , dengan demikian dokter akan mengetahui kondisi jantung bayi secara langsung tanpa harus melakukan pembedahan terlebih dahulu.
Peran 3D Printer Dibidang Konstruksi Bangunan
Ternyata 3D Printer bisa digunakan untung membangun rumah , Di China , perusahaan bernama WinSun berhasil membangun 10 rumah hanya dalam waktu 1 hari pada tahun 2014 lalu . Berikut ini ngelag.com lampirkan video 3D Printer yang membangun rumah :
teknologi ini dinilai sangat bermanfaat karena dapat mempercepat pembangunan pada daerah tertinggal , kawasan bencana dan rumah darurat pengungsian .
Membuat Makanan Dengan 3D Printer
NASA belakangan ini telah melakukan penelitian akan kemungkinan penggunaan 3D Printer untuk membuat makanan bagi para astronaut di luar angkasa . Hal ini bertujuan agar para Astronaut dapat memiliki kebebasan dalam memilih dan membuat makanannya sendiri secara praktis saat bertugas di luar angkasa .
NASA telah menggelontorkan dana sebesar $125,000 untuk menjalankan penelitian ini yang dilakukan oleh a Small Business Innovation Research (SBIR) .