Sampah Plastik kerap menjadi masalah bagi lingkungan , karakteristik plastik yang lama terurai lah yang menjadi salah satu alasan mengapa sampah plastik ini sering dijadikan penyebab kerusakan lingkungan . Di Indonesia baru-baru ini diberlakukan aturan bahwa swalayan dan mini market dilarang memberikan kantong plastik kepada konsumen , konsumen diharapkan membawa kantong atau keranjang belanjaannya sendiri , jika konsumen ingin mendapatkan kantong plastik dari swalayan atau mini market , maka konsumen harus membelinya dengan biaya antara Rp . 200 sampai Rp . 500 perak .
Kebijakan baru ini diterapkan setelah sampah plastik di Indonesia membludak dan tidak teratasi , hal ini terbukti dengan seringnya bencana banjir yang terjadi karena sungai yang tersumbat oleh sampah-sampah sulit terurai salah satunya Plastik .
Ternyata , penanganan sampah plastik ini sekarang sudah mendapatkan sedikit titik terang . Sekelompok Ilmuan dari Jepang , baru – baru ini berhasil menemukan spesies bakteria baru yang bisa mengurai sampah plastik .Bakteri ini diketahui sangat suka memakan material plastik yang biasa ditemukan pada bahan pembuatan Botol bekas air minum .
Jenis plastik yang dapat diurai oleh bakteri baru ini adalah jenis PET atau polyethylene terephalate , selain dijadikan sebagai bahan baku pembuatan botol air mineral , PET juga biasa digunakan untuk membuat kain polyester dan kemasan makanan cepat saji .
PET sering digunakan oleh industri pangan karena bahannya yang tidak berwarna , tidak berbau dan ringan namun kuat . Namun dibalik semua manfaat dari PET , plastik jenis ini juga sangat buruk bagi lingkungan jika masyarakatnya tidak mampu menangani sampah PET dengan baik dan benar . Hal ini karena PET sangat sulit terurai , berbeda dengan bahan kertas atau sampah rumah tangga lainnya .
Penemuan Bakteri pengurai plastik ini didapat setelah sebuah Study yang dilakukan oleh team peneliti dari Kyoto Institute of Technology dan Keio University , dimana mereka mengumpulkan sebanyak 250 sampel endapan , tanah dan air yang terkontaminasi material PET dari tempat pembuangan sampah akhir dan tempat daur ulang plastik.
Dan pada saat meneliti kesemua sampel tadi , ternyata mereka menemukan sebuah bakteri yang hidup dalam sampel yang terkontaminasi PET dan bakteri tersebut memakan material PET untuk bertahan hidup dan berkembang biak . Bakteria ini memiliki nama : Ideonella sakaiensis .
Cara kerja bakteri Ideonella sakaiensis adalah sebagai berikut , bakteri ini menggunakan dua jenis enzim untuk mengurai PET , Setelah bakteri berdiam pada permukaan PET, bakteri mengeluarkan enzim ke PET untuk menghasilkan intermediate chemical. bahan kimia tersebut kemudian diambil oleh sel, di mana enzim lain mengelompokkannya lebih jauh, dari proses ini bakteri mendapatkan karbon dan energi untuk tumbuh.
Dari penelitian ini , mereka menemukan bahwa bakteri Ideonella sakaiensis ini akan mampu mengurai lembaran tipis material PET hanya dalam waktu 6 minggu dengan catatan suhu disekitar lingkungan bakteri hidup harus dijaga untuk selalu berada di angka 30 Derajat Celcius .
Apakah kamu merupakan orang yang cinta dunia Sains ? dan menyukai artikel yang sejenis dengan artikel ini ? kunjungi section Science dari NGELAG.com untuk mendapatkan berita dan artikel bernuansa Sains terbaru .